Kamis, 04 November 2010

Aktivitas Terbaru Merapi










Baru saja gunung Merapi mengeluarkan lava pijar luncuran besar berbentuk cincin raksasa, Rabu (3/11) pukul 00.25 Wib.

Luncuran tersebut mengarah ke tenggara dan timur yaitu ke Tanjung Arum Klaten dan Balerante Boyolali, Jateng. Semburan ini seolah-olah menjadi "bintang"nya sejak sore tadi yang terus mengeluarkan lava pijar dan bisa dinikmati oleh masyarakat dan pengungsi.

Jarak luncur diperkirakan mencapai 4 kilometer membumbung tinggi kemudian terbawa angin ke arah timur dan tenggara mengarah ke dua wilayah tersebut.

Berdasar informasi dari facebooker dan panitia sukarelawan pengungsi, luncuran lava pijar itu diikuti oleh awan panas yang diperkirakan mencapai 12 kilometer dari puncak Merapi.

Dilaporkan, hingga malam tadi masih ada beberapa keluarga di dusun Stabelan, Tlogolele, Selo Boyolali bertahan tidak mau turun meninggalkan kampungnya. Padahal dusun tersebut merupakan kawasan terdekat dengan puncak Merapi.

Ratusan ternak di beberapa lokasi pengungsian dilaporkan juga kekurangan konsentrat atau makanan ternak. Hal ini terjadi karena pemililknya belum diizinkan pulang ke dusunnya untuk mencarikan pakan ternak ke hutan atau ladang mereka.

Sedangkan tumbuhan masih warna abu tebal karena guyuran abu Merapi. Walaupun sudah sempat hujan air tapi guyuran abu kembali datang. Fakultas kedokteran hewan UGM sudah mengirim beberapa dokter untuk memberikan perawatan hewan terutama sapi yang luka maupun yang turut mengungsi.



Merapi kembali memuntahkan awan panas alias wedus gembel beberapa saat sebelum presiden SBY tiba di barak pengungsian Pakem Kabupaten Sleman, Rabu (3/11/2010)














Aliran lahar dingin Gunung Merapi di saat hujan deras dan letusan hebat Merapi pasca kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Rabu (3/11/2010)



Merapi kembali meletus, Kamis (4/11/2010) pagi. Tak kalah hebat dengan letusan sebelumnya, awan panas yang keluar dari mulut merapi membumbung tinggi bak cendawan.






 Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat sudah 42 orang meninggal duniadan 1.699 orang luka dan sakit yang tersebar di 8 kecamatan.Kondisi kesehatan pengungsi saat ini mulai terganggu penyakit ISPA, gatal-gatal, penyakit otot dan pegal-pegal. Langkah-langkah yang telah dilakukan adalah perawatan dan pengobatan, penyuluhan ‘perilaku hidup bersih, perbaikan sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan surveilans penyakit.

sumber:
www.kaskus.us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar